Selasa, 10 Juni 2014

Resensi Novel

Harry Potter and the Half-Blood Prince
 
IDENTITAS BUKU
Judul buku      : Harry Potter and the Half-Blood Prince.
Penulis            : Joanne Karhleen Rowling.
Penerbit          : PT Gramedia Pustaka Utama.
Kota terbit      : Jakarta.
Tahun terbit    : 2006.
Tebal halaman: 816 halaman; 20 cm.
Jenis Cover     : Soft cover.
Alih bahasa     : Listiana Srisanti.

UNSUR INTRINSIK BUKU
Tema              : Petualangan
Tokoh             :
-        Harry Potter (tokoh utama)
-        Hermione Granger
-        Ron Weasley
-        Albus Dumbledore
-        Tom Marvolo Riddle
-        Lord Voldemort
-        Severus Snape
Penokohan     : 
 -        Harry Potter
Protagonis. Di buku ini ia diceritakan sebagai sosok yang populer dengan kemampuannya dalam Quidditch sekaligus mengungkap keberadaan Lord Voldemort. Hal ini disampaikan oleh Hermione Granger. Selain itu, melalui perilakunya dalam buku, Harry terlihat sangat pemberani apalagi saat ia mencari lokasi Horcrux (benda milik Voldemort yang berisi nyawanya sehingga Voldemort bisa hidup selama ia mau) bersama Dumbledore.
-        Hermione Granger 
      Protagonis. Ia merupakan teman setia Harry Potter sejak duduk di kelas 1. Di buku ini diceritakan bahwa ia ahli (cerdas) dalam berbagai bidang sampai-sampai membuat Slughorn (guru ramuan) tercengang mendengar bahwa Hermione adalah Muggle yang pintar. Namun, tak berapa lama, Hermione merasa dengki dengan Harry yang mendapat (entah mengapa) nilai sempurna di setiap pelajaran ramuan berkat buku yang sengaja didapat Harry lewat Slughorn. Bahkan, saking dengkinya, Hermione berniat menyihir buku itu untuk membuktikan apakah buku legal atau buku illegal.
-        Ron Weasley
Protagonis. Ron merupakan teman setia Harry sejak Harry baru masuk Hogwarts. Mereka bertemu dalam kereta menuju Hogwarts dan berbagi kompartemen. Di buku ini, diceritakan bahwa Ron merupakan orang yang gigih, terbukti saat ia mendaftar menjadi Keeper Quiditch Gryffindor. Awalnya, ia menganggap dirinya hanya sekantung kotoran naga yang tidak mendatangkan manfaat, namun berkat dorongan dari Harry, akhirnya Ron mau berusaha dan berhasil menjadi Keeper sungguhan. Karena kemampuan Ron lah, banyak gadis yang jatuh cinta padanya, termasuk Hermione, sahabatnya sendiri. Sebenarnya, mereka sudah saling menyukai sejak kelas 3. Namun, perasaan mereka berdua terpendam begitu saja, sehingga banyak terjadi kesalahpahaman. Dari situ mulai terlihat kesetiaan Ron dalam mencintai seseorang tak peduli siapa dia, bagaimana dia, dan dari keluarga mana dia berasal.
-        Albus Dumbledore
Protagonis. Dumbledore merupakan Kepala Sekolah Hogwarts. Dia berperawakan tinggi, dan memiliki jenggot perak yang panjang. Di buku ini, ia sangat teguh hatinya dalam menyelamatkan dunia sihir akibat serangan Voldemort. Namun, karena keteguhannya itu, Dumbledore berani menyerahkan nyawanya sehingga ia meninggal di Menara Astronomi akibat kutukan Avada Kedavra yang diluncurkan oleh Severus Snape, bawahannya.
-        Tom Marvolo Riddle
Antagonis. Tom Marvolo Riddle (I AM LORD VOLDEMORT) memiliki ambisi Ilmu Hitam yang tinggi sejak ia pertama kali mengetahui bahwa dirinya adalah penyihir. Ia lahir sebagai anaka yatim piatu, membuatnya harus tinggal di Yayasan Yatim Piatu. Mulai di sanalah, Riddle mangacaukan kondisi kenyamanan anak-anak melalui kemampuan sihirnya. Kejahatan Riddle terus berlanjut hingga ia dewasa, bahkan ia berani membuat Benda Hitam yang disebut Horcrux yang bisa membuatnya hidup kekal.
-        Lord Voldemort
Antagonis. Lord Voldemort adalah Tom Riddle dewasa. Ia banyak melakukan pembunuhan terhadap penyihir yang tidak bersalah, terutama penyihir berketurunan Muggle (non-penyihir). Ia menganggap bahwa penyihir hanya untuk si darah murni (bangsawan). Di buku, ia diceritakan telah menghancurkan dunia Muggle dan dunia sihir secara bertahap. Ternyata, melalui Pelahap Maut (kaki tangannya), ia juga diam-diam berniat membunuh Albus Dumbledore, yang selama ini menjaga Harry. Katanya, melalui membunuh Albus, itu artinya ia bisa bebas menyentuh Harry dan mulai membunuhnya. Di buku, ia secara tidak langsung diceritakan sebagai tokoh yang bengis dan tidak segan-segan membunuh siapa saja yang menentangnya.
-        Severus Snape
Protagonis. Merupakan guru Ramuan (pada sekuel sebelumnya) dan kini berganti menjadi guru Pertahanan Terhadap Ilmu Hitam. Snape memang dulunya termasuk kaki tangan Voldemort, namun, dengan Dumbledore yang terus mempercayainya, Snape akhirnya memutuskan untuk berhenti dan mengikuti perintah Dumbledore. Memang, di buku ia diceritakan telah membunuh Albus Dumbledore. Namun, sesungguhnya pembunuhan itu merupakan rencana Albus sejak awal. Ia meminta Snape lah yang membunuhnya, karena tahu kalau Draco (yang ditugaskan Voldemort membunuh Dumbledore) tidak mampu membunuhnya. Secara tidak langsung, Snape merupakan orang yang setia walaupun banyak orang yang tidak mempercayai kesetiannya itu.
Suasana          :
-       Menegangkan, ketika Harry dan Dumbledore mencari-cari Horcrux di gua pinggir sungai yang juga banyak berisi mayat-mayat hidup sehingga membuat Harry hampir menyerah. Selain itu, ada saat dimana pertempuran sengit antara Pelahap Maut dan delegasi Orde Phoenix (organisasi buatan Dumbledore) serta dibantu dengan Dumbledore’s Army (organisasi buatan Harry). Di sini, Bill Weasley, kakak dari Ron Weasley digigit oleh manusia serigala bernama  Fenrir Greyback sehingga hidup Bill tidak sama lagi.
-  Mengharukan, ketika pemakaman Dumbledore dimulai. Suasana terik tetapi berkabung menggambarkan kehidupan Dumbledore yang penuh kesedihann namun ada keceriaannya.
-    Romantis sekaligus menyedihkan, ketika Hermione melihat Ron bersama Lavender tengah tertawa bersama. Di sana, Hermione menangis namun tetap tidak bisa mengungkapkan perasaanya selama ini terhadap Ron.
-    Bahagia, ketika Harry kembali lagi bersama kedua sahabatnya saat liburan semester. Harry senang karena masih ada orang-orang yang mencintai dan menghargainya lebih dari apapun.
Waktu             :
-        Malam hari, saat Dumbledore menjemput Harry
-        Pagi hari, saat sarapan sebelum Quidditch dimulai.
Tempat           :
-        Rumah Dudley (sepupu Harry).
-        Rumah keluarga Weasley.
-        Hogwarts.
-        Gua tempat Horcrux tersembunyi.
-        Hogsmeade.
-        Aula Besar.
-        Kamar Kebutuhan.
-        Asrama Gryffindor.
Alur                 :
-        Flash Back
Ketika Harry dan Dumledore memasuki memori masa lalu Lord Voldemort melalui Pensieve milik Dumbledore sehingga mereka bisa menguak misteri-misteri di balik tingkah laku Voldemort semasa hidup ‘normalnya’ hingga masa hidup ‘tambahannya’.
-        Maju
Voldemort dan para "Pelahap Maut"-nya secara terang-terangan melakukan kekacauan besar di seluruh negara Britania Raya, Inggris. Cornelius Fudge didepak dari posisinya sebagai Menteri Sihir atas 'teriakan' komunitas sihir atas kesalahannya menangani masalah Voldemort ini. Ia digantikan oleh Rufus Scrimgeour sebagai Menteri Sihir yang baru. Dalam rezim yang baru ini, dibentuk struktur departemen yang baru dan Arthur Weasley mendapatkan kenaikan jabatan. Hal ini dengan segera meningkatkan kondisi finansial keluarga Weasley.
Di rumahnya di Spinner's End, Severus Snape mendapatkan kunjungan dari ibu Draco Malfoy, Narcissa dan kakaknya, Bellatrix Lestrange. Narcissa memaksa Snape melakukan Sumpah Tak-Terlanggar, agar Snape melindungi Draco dan, bila tugas Draco gagal, Snape harus menyelesaikan tugas yang diberikan oleh sang Pangeran Kegelapan.
Pada pesta memulai tahun ajaran baru, Snape diumumkan telah diangkat sebagai guru Pertahanan terhadap Ilmu Hitam yang baru, hal yang sangat mengherankan bagi kebanyakan murid Hogwarts, khususnya karena selama bertahun-tahun ia tidak berhasil mendapatkan posisi itu. Mempergunakan Harry Potter, Albus Dumbledore berhasil membujuk kawan guru lamanya, Horace Slughorn, untuk mengakhiri masa pensiunnya, dan kembali mengajar di jabatan lamanya, sebagai guru Ramuan.
Karena Slughorn hanya meminta nilai minimal "E" ("Exceed Expectations"-"Di Luar Dugaan") dalam ujian O.W.L. untuk melanjutkan ke kelas lanjutan ([N.E.W.T.) Ramuan, Harry dan Ron berkesempatan untuk mendaftar di kelas itu. Slughorn meminjamkan Harry buku teks tua "Pembuatan-Ramuan Tingkat Lanjutan" yang bertuliskan nama pemiliknya, "Pangeran Berdarah Campuran". Catatan-catatan kecil dari pemilik buku yang berbakat itu membantu Harry menjadi unggul di kelas Ramuan, dan mendapatkan reputasi melebihi Hermione. Sebagai hadiah, Slughorn memberikannya hadiah sebotol kecil Felix Felicis, cairan keberuntungan.
Harry menceritakan kecurigaannya, bahwa Draco Malfoy mungkin adalah seorang Pelahap Maut, kepada Dumbledore, yang tampaknya tidak kuatir, sama seperti Ron dan Hermione. Belakangan, diketahui bahwa Dumbledore sudah menyuruh Snape untuk menyelidiki.
Sesaat ketika Ron dan Hermione tampaknya akan segera memiliki hubungan 'khusus', Ron malah mulai berkencan dengan Lavender Brown - walaupun hal ini hanya sekedar untuk membalas Hermione, yang Ron baru ketahui, dahulu pernah berciuman dengan Viktor Krum. Ron dan Hermione terus-menerus bercekcok satu sama lain hingga saat ketika Ron secara tidak sengaja meminum racun. Hermione sangat terguncang hingga ia dan Ron mengakhiri perselisihan mereka, dan Ron segera memutuskan hubungannya dengan Lavender.
Dumbledore mulai memberikan Harry pelajaran privat. Pelajaran ini berupa pengetahuan mengenai masa lalu Voldemort dan diberikan dalam bentuk memasuki kopi memori-memori orang-orang yang pernah berkaitan dengan masa lalu Voldemort ini, menggunakan alat sihir semacam baskom, Pensieve. Salah satu memori yang merupakan kopi dari memori Slughorn memiliki bagian yang hilang. Dumbledore menugasi Harry untuk mengusahakan memori itu dari Slughorn. Dibantu dengan cairan Felix Felicis, Harry akhirnya berhasil mendapatkan potongan memori itu dari Slughorn. Dumbeldore berspekulasi bahwa Voldemort telah membagi jiwanya menjadi tujuh bagian, dan menyimpan enam bagian dari jiwanya dalam "Horcrux" untuk memastikan bahwa dirinya hidup abadi, sementara bagian ketujuh tetap ada di tubuhnya. Dua Horcrux telah dihancurkan, yang pertama adalah buku harian Tom Riddle yang dihancurkan oleh Harry dan cincin milik Marvolo Gaunt oleh Dumbledore.
Pada masa ini, Harry dan Ginny Weasley memulai hubungan cinta mereka.
Ketika Harry dan Dumbledore akan pergi untuk mencari Horcrux selanjutnya, Harry meninggalkan sisa cairan Felix Felicisnya kepada Ron, Hermione, dan Ginny, setelah ia menduga bahwa Draco Malfoy akan melakukan sesuatu lagi. Setelah dengan cepat menyuruh mereka berpatroli di koridor, Harry ber-Disapparate bersama Dumbledore ke sebuah gua rahasia tersembunyi. Untuk mendapatkan Horcrux itu (sebuah liontin kalung warisan Salazar Slytherin), kondisi Dumbledore menjadi sangat lemah akibat harus meminum semacam cairan yang melingkupi Horcrux tersebut. Mereka segera kembali ke puri Hogwarts dan menemukan Tanda Kegelapan Voldemort berpendar melayang-layang di atas Hogwarts. Mereka disergap Draco Malfoy di atas Menara Astronomi. Dumbledore memantrai Harry yang saat itu tersembunyi di bawah Jubah Gaibnya, sesaat sebelum Draco berhasil melucuti tongkat sihir Dumbledore. Draco mengakui bahwa ia telah membukakan jalan bagi para Pelahap Maut untuk memasuki Hogwarts, walaupun Dumbledore menemukan bahwa anak laki-laki yang nyata-nyata ketakutan itu telah terpaksa untuk membantu anak buah Voldemort.
Para Pelahap Maut tiba dan mendesak Draco untuk menyelesaikan misinya-membunuh Dumbledore-tetapi Draco ragu-ragu. Snape tiba; Dumbledore memohon kepada Snape, "Severus... tolong...", namun tidak jelas apa yang diminta Dumbledore kepada Snape itu. Setelah itu, tiba-tiba Snape membunuh Dumbledore dengan kutukan pembunuh Kutukan Tak-TermaafkanAvada Kedavra (Kutukan Pembunuh)Avada Kedavra. Kekuatan kutukan itu melemparkan Dumbledore melampaui tembok menara. Tewasnya Dumbledore, menyebabkan manteranya yang menahan Harry terangkat. Harry terbebaskan dan mengejar Snape. Keduanya berduel singkat, Snape memperkenalkan dirinya sebagai sang Pangeran Berdarah-Campuran, dan berdua dengan Malfoy, Snape berhasil meloloskan diri melalui gerbang Hogwarts.
Harry menemukan Horcrux liontin kalung di tubuh Dumbledore dan mendapati bahwa itu adalah Horcrux palsu. Di liontin itu, di tempat untuk meletakkan foto, ditemukan secarik perkamen dengan catatan yang menyebut penulisnya dengan inisial "R.A.B.". Horcrux yang asli telah dicurinya dan akan dihancurkan dengan harapan bahwa saat Voldemort bertemu tandingannya, Voldemort "sudah jadi orang biasa lagi, yang bisa mati".
Tahun ajaran berakhir suram dengan pemakaman Dumbledore. Profesor McGonagall, Wakil Kepala Sekolah, menjadi Kepala Sekolah sementara, sementara sekolah mungkin akan ditutup selanjutnya. Bagaimanapun juga, Harry telah memutuskan untuk meninggalkan sekolahnya di Hogwarts untuk mencari sisa Horcrux lainnya. Ron dan Hermione berjanji untuk menyertai Harry. Harry memutuskan hubungannya dengan Ginny untuk melindungi Ginny dari Voldemort. Selama beberapa bulan yang akan datang, Harry akan tetap tinggal bersama keluarga Dursley, memenuhi keinginan Dumbledore. Kemudian, ketiga sahabat itu akan memulai misi mereka, setelah mereka menghadiri satu peristiwa bahagia terlebih dahulu-pernikahan Bill Weasley dan Fleur Delacour.
Amanat           :
-   Bahwa kita harus memiliki sikap pemberani seperti Harry yang tidak menyerah memimpin Tim Quidditchnya meski banyak orang yang mengolok-olok Harry. Ia juga tidak menyerah membantu Dumbledore untuk mencari Horcrux
-   Bahwa kita harus memiliki keteguhan hati Hermione yang terus menggali ilmu sehingga mampu menjadi siswa tercerdas satu angkatan meskipun ia merupakan penyihir keturunan Muggle, atau disebut Darah-Lumpur (penyihir yang orangtuanya tidak bisa sihir). Selain itu, kesetiaan Hermione dan ketulusannya mencintai seseorang juga patut kita contoh.
-      Bahwa kita harus memiliki keteguhan hati Ron dalam melatih dirinya sebagai Keeper, meski ia awalnya telah menyerah. Kepercayaan dirinyalah yang akhirnya membawa Ron menjadi Keeper terbaik.
-        Bahwa segala sesuatu pasti ada akhirnya, entah itu menyedihkan atau menggembirakan. Akhir sebuah cerita menyedihkan pasti memiliki makna yang dalam yang secara tidak langsung membawa kebahagiaan bagi yang merasakan.
UNSUR EKSTRINSIK NOVEL
Judul buku                                         : Harry Potter and the Half-Blood Prince.
Penulis                                                : Joanne Karhleen Rowling.
Penerbit                                              : PT Gramedia Pustaka Utama.
Kota terbit                                          : Jakarta.
Tahun terbit                                       : 2006.
Tebal halaman                                   : 816 halaman; 20 cm.
Jenis Cover                                        : Soft cover.
Alih bahasa                                         : Listiana Srisanti.
Gaya bahasa                                       : Bahasa Indonesia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar