Senin, 09 Juni 2014

Karangan Semi Ilmiah

Pengertian Karangan Semi Ilmiah

Karangan semi Ilmiah adalah karangan ilmu pengatahun yang menyajikan fakta umum dan menurut metodologi panulisan yang baik dan benar, ditulis dengan bahasa konkret, gaya bahasanya formal, kata-katanya tekhnis dan didukung dengan fakta umum yang dapat dibuktikan benar atau tidaknya atau sebuah penulisan yang menyajikan fakta dan fiksi dalam satu tulisan dan penulisannya pun tidak semi-formal tetapi tidak sepenuhnya mengikuti metode ilmiah yang sintesis-analitis karena sering dimasukkan karangan non-ilmiah. Maksud dari karangan non-ilmiah tersebut ialah karena jenis semi ilmiah memang masih banyak digunakan misal dalam komik, anekdot, dongeng, hikayat, novel, roman dan cerpen.
Ciri-ciri karangan semi ilmiah atau ilmiah popular, yaitu :
  • Ditulis berdasarkan fakta pribadi;
  • Fakta yang disimpulkan subjektif;
  • Gaya bahasa formal dan popular;
  • Mementingkan diri penulis;
  • Melebih-lebihkan sesuatu;
  • Usulan-usulan bersifat argumentative; dan Bersifat persuasive.
Jenis karangan semi ilmiah yaitu artikel, editorial, opini, tips, reportase, dan resensi buku. Resensi buku adalah bentuk konbinasi antara uraian, ringkasan, dan kritik objektif terhadap sebuah buku.

Ciri-ciri Karangan Semi Ilmiah

a. Ditulis berdasarkan pengalaman pribadi
b. Fakta yang disimpulkan subyektif
c. Gaya bahasa formal dan popular
d. Mementingkan diri penulis
e. Melebihkan-lebihkan sesuatu
f. Usulan-usulan bersifat argumentatif, dan
g. Bersifat persuasif. 

Bentuk Karangan Semi-Ilmiah

Artikel
Editorial
Opini
Feuture
Reportase
Manga

Perbedaan Karya Ilmiah dengan Semi ilmiah

“Kecermatan dalam berbahasa mencerminkan ketelitian dalam berpikir” adalah slogan yang harus dipahami dan diterapkan oleh seorang penulis. Melalui kecermatan bahasa gagasan atau ide-ide kita akan tersampaikan. Oleh karena itu, penguasaan bahasa amat diperlukan ketika Anda menulis.
Bahasa dalam karangan ilmiah menggunakan ragam bahasa Indonesia resmi. Ciri-ciri ragam resmi yaitu menerapkan kesantunan ejaan (EYD/Ejaan Yang Disempurnakan), kesantunan diksi, kesantunan kalimat, kesantunan paragraph, menggunakan kata ganti pertama “penulis”, bukan saya, aku, kami atau kita, memakai kata baku atau istilah ilmiah, bukan popular, menggunakan makna denotasi, bukan konotasi, menghindarkan pemakaian unsur bahasa kedaerahan, dan mengikuti konvensi penulisan karangan ilmiah.
Terdapat tiga bagian dalam konvensi penulisan karangan ilmiah, yaitu bagian awal karangan (preliminaries), bagian isi (main body), dan bagian akhir karangan (reference matter).

Berbeda dengan karangan ilmiah, bahasa dalam karangan semiilmiah/ilmiah popular dan nonilmiah melonggarkan aturan, seperti menggunakan kata-kata yang bermakna konotasi dan figurative, menggunakan istilah-istilah yang umum atau popular yang dipahami oleh semua kalangan, dan menggunakan kalimat yang kurang efektif seperti pada karya sastra.


Contoh Karangan Semi Ilmiah
Jabodetabek Tidak Lagi Menarik
            Bogor- Kawasan Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi adalah pilihan investor di bandingkan dengan daerah lain di Indonesia. Kendati luas 0,03 persen dari luas wilayah nasional, pada tahun 2009, kawasan ini menyumbangkan 25,78 persen dari produk domestic regional bruto nasional. Selaintu dorongan dari pemerintah melalui Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) juga menetapkan jabotabek sebagai lokasi investasi terbesar.
            Dalam jangka panjang Jabodetabek bisa tidak lagi menjadi menarik  bagi investor. Hal ini disebabkan akumulasi dari penurunan daya dukung lingkungan serta tidak meratanya akses terhadap aktivitas ekonomi yang meningkatkan kemiskinan, kriminalitas, dan konflik social. Pertumbuhan lahan terbangun di Jabodetabek yang tidak terkendali mengonversi kawasan pertanian dan kawasan lindung sehingga membuat daya dukung kawasan menurun,
            Hal itu, antara lain, terlihat dari luas ancaman banjir di kawasan Jabodetabek yang terus menaik pada tahun 2000, sebanyak 102 desa di Jabodetabek yang terkena banjir, tahun 2008 sudah mencapai 644 desa terkena banjir. Selain itu infrastruktur juga tidak efisien sehingga menimbulkan kemacetan dan kekumuhan yang semakinparah setiap tahun.
            Sebaiknya pemda kawasan Jabodetabek meningkatkan infrastruktur yang efesien dengan menghilangkan titik lokasi yang terkena banjir, membuat resapan air yaitu penanaman pohon atau  pembuatan sumur resapan untuk mengurangi laju luncuran air kepermukaan dan pemerintah daerah lebih meningkatkan infrastruktur jalur kendaraan agar kemacetan bisa di tuntaskan dengan memberikan lahan parkir, pelalan kaki, pedagang kaki lima. Menghilangkan kekumuhan dengan mendatangi dan memberi pengarahan kepada masyarakat akan pentingnya lingkungan.
            Dengan infrastruktur yang bagus maka kawasan Jabodetabek akan selalu menarik investor dan memperbaiki aktivitas ekonomi. Selain itu bisa memberi contoh kepada daerah lain untuk meningkatkan daya tarik investor, agar setiap daerah berkembang dan juga mengurangi kemiskinan.

Sumber:
http://mane3x.wordpress.com/2013/04/05/macam-macam-karangan-ilmiah-semi-ilmiah-dan-non-ilmiah/
http://nadiachya.blogspot.com/2012/04/perbedaan-antara-karangan-ilmiah-non.html
http://syahrizafahmi.blogspot.com/2013/04/karya-ilmiah-semi-ilmiah-dan-non-ilmiah.html
http://yopipazzo.blogspot.com/2012/10/karangan-semi-ilmiah.html
http://stamalia.wordpress.com/2013/12/01/perbedaan-penulisan-ilmiah-semia-ilmiah-non-ilmiah/


Tidak ada komentar:

Posting Komentar