Harry Potter and the Half-Blood Prince
IDENTITAS BUKU
Judul buku : Harry Potter and the Half-Blood Prince.
Penulis : Joanne Karhleen
Rowling.
Penerbit : PT Gramedia Pustaka Utama.
Kota terbit : Jakarta.
Tahun terbit : 2006.
Tebal halaman: 816 halaman; 20 cm.
Jenis Cover : Soft cover.
Alih bahasa : Listiana Srisanti.
UNSUR INTRINSIK BUKU
Tema : Petualangan
Tokoh :
-
Harry Potter (tokoh utama)
-
Hermione Granger
-
Ron Weasley
-
Albus Dumbledore
-
Tom Marvolo Riddle
-
Lord Voldemort
-
Severus Snape
Penokohan :
-
Harry Potter
Protagonis. Di buku ini ia diceritakan sebagai sosok yang populer dengan
kemampuannya dalam Quidditch sekaligus mengungkap keberadaan Lord Voldemort.
Hal ini disampaikan oleh Hermione Granger. Selain itu, melalui perilakunya
dalam buku, Harry terlihat sangat pemberani apalagi saat ia mencari lokasi
Horcrux (benda milik Voldemort yang berisi nyawanya sehingga Voldemort bisa
hidup selama ia mau) bersama Dumbledore.
-
Hermione Granger
Protagonis. Ia merupakan
teman setia Harry Potter sejak duduk di kelas 1. Di buku ini diceritakan bahwa
ia ahli (cerdas) dalam berbagai bidang sampai-sampai membuat Slughorn (guru
ramuan) tercengang mendengar bahwa Hermione adalah Muggle yang pintar. Namun,
tak berapa lama, Hermione merasa dengki dengan Harry yang mendapat (entah
mengapa) nilai sempurna di setiap pelajaran ramuan berkat buku yang sengaja
didapat Harry lewat Slughorn. Bahkan, saking dengkinya, Hermione berniat
menyihir buku itu untuk membuktikan apakah buku legal atau buku illegal.
-
Ron Weasley
Protagonis. Ron merupakan teman setia Harry sejak Harry baru masuk
Hogwarts. Mereka bertemu dalam kereta menuju Hogwarts dan berbagi kompartemen.
Di buku ini, diceritakan bahwa Ron merupakan orang yang gigih, terbukti saat ia
mendaftar menjadi Keeper Quiditch Gryffindor. Awalnya, ia menganggap dirinya
hanya sekantung kotoran naga yang tidak mendatangkan manfaat, namun berkat
dorongan dari Harry, akhirnya Ron mau berusaha dan berhasil menjadi Keeper
sungguhan. Karena kemampuan Ron lah, banyak gadis yang jatuh cinta padanya,
termasuk Hermione, sahabatnya sendiri. Sebenarnya, mereka sudah saling menyukai
sejak kelas 3. Namun, perasaan mereka berdua terpendam begitu saja, sehingga
banyak terjadi kesalahpahaman. Dari situ mulai terlihat kesetiaan Ron dalam
mencintai seseorang tak peduli siapa dia, bagaimana dia, dan dari keluarga mana
dia berasal.
-
Albus Dumbledore
Protagonis. Dumbledore merupakan Kepala Sekolah Hogwarts. Dia
berperawakan tinggi, dan memiliki jenggot perak yang panjang. Di buku ini, ia
sangat teguh hatinya dalam menyelamatkan dunia sihir akibat serangan Voldemort.
Namun, karena keteguhannya itu, Dumbledore berani menyerahkan nyawanya sehingga
ia meninggal di Menara Astronomi akibat kutukan Avada Kedavra yang diluncurkan
oleh Severus Snape, bawahannya.
-
Tom Marvolo Riddle
Antagonis. Tom Marvolo Riddle (I AM LORD VOLDEMORT) memiliki ambisi Ilmu
Hitam yang tinggi sejak ia pertama kali mengetahui bahwa dirinya adalah
penyihir. Ia lahir sebagai anaka yatim piatu, membuatnya harus tinggal di
Yayasan Yatim Piatu. Mulai di sanalah, Riddle mangacaukan kondisi kenyamanan
anak-anak melalui kemampuan sihirnya. Kejahatan Riddle terus berlanjut hingga
ia dewasa, bahkan ia berani membuat Benda Hitam yang disebut Horcrux yang bisa
membuatnya hidup kekal.
-
Lord Voldemort
Antagonis. Lord Voldemort adalah Tom Riddle dewasa. Ia banyak melakukan
pembunuhan terhadap penyihir yang tidak bersalah, terutama penyihir
berketurunan Muggle (non-penyihir). Ia menganggap bahwa penyihir hanya untuk si
darah murni (bangsawan). Di buku, ia diceritakan telah menghancurkan dunia
Muggle dan dunia sihir secara bertahap. Ternyata, melalui Pelahap Maut (kaki
tangannya), ia juga diam-diam berniat membunuh Albus Dumbledore, yang selama
ini menjaga Harry. Katanya, melalui membunuh Albus, itu artinya ia bisa bebas
menyentuh Harry dan mulai membunuhnya. Di buku, ia secara tidak langsung
diceritakan sebagai tokoh yang bengis dan tidak segan-segan membunuh siapa saja
yang menentangnya.
-
Severus Snape
Protagonis. Merupakan guru Ramuan (pada sekuel sebelumnya) dan kini
berganti menjadi guru Pertahanan Terhadap Ilmu Hitam. Snape memang dulunya
termasuk kaki tangan Voldemort, namun, dengan Dumbledore yang terus
mempercayainya, Snape akhirnya memutuskan untuk berhenti dan mengikuti perintah
Dumbledore. Memang, di buku ia diceritakan telah membunuh Albus Dumbledore.
Namun, sesungguhnya pembunuhan itu merupakan rencana Albus sejak awal. Ia
meminta Snape lah yang membunuhnya, karena tahu kalau Draco (yang ditugaskan
Voldemort membunuh Dumbledore) tidak mampu membunuhnya. Secara tidak langsung,
Snape merupakan orang yang setia walaupun banyak orang yang tidak mempercayai
kesetiannya itu.
Suasana :
- Menegangkan, ketika Harry
dan Dumbledore mencari-cari Horcrux di gua pinggir sungai yang juga banyak
berisi mayat-mayat hidup sehingga membuat Harry hampir menyerah. Selain itu,
ada saat dimana pertempuran sengit antara Pelahap Maut dan delegasi Orde
Phoenix (organisasi buatan Dumbledore) serta dibantu dengan Dumbledore’s Army
(organisasi buatan Harry). Di sini, Bill Weasley, kakak dari Ron Weasley
digigit oleh manusia serigala bernama
Fenrir Greyback sehingga hidup Bill tidak sama lagi.
- Mengharukan, ketika
pemakaman Dumbledore dimulai. Suasana terik tetapi berkabung menggambarkan
kehidupan Dumbledore yang penuh kesedihann namun ada keceriaannya.
- Romantis sekaligus
menyedihkan, ketika Hermione melihat Ron bersama Lavender tengah tertawa
bersama. Di sana, Hermione menangis namun tetap tidak bisa mengungkapkan
perasaanya selama ini terhadap Ron.
- Bahagia, ketika Harry
kembali lagi bersama kedua sahabatnya saat liburan semester. Harry senang
karena masih ada orang-orang yang mencintai dan menghargainya lebih dari
apapun.
Waktu :
-
Malam hari, saat Dumbledore
menjemput Harry
-
Pagi hari, saat sarapan
sebelum Quidditch dimulai.
Tempat :
-
Rumah Dudley (sepupu Harry).
-
Rumah keluarga Weasley.
-
Hogwarts.
-
Gua tempat Horcrux
tersembunyi.
-
Hogsmeade.
-
Aula Besar.
-
Kamar Kebutuhan.
-
Asrama Gryffindor.
Alur :
-
Flash Back
Ketika Harry dan Dumledore memasuki memori masa lalu Lord Voldemort
melalui Pensieve milik Dumbledore sehingga mereka bisa menguak misteri-misteri
di balik tingkah laku Voldemort semasa hidup ‘normalnya’ hingga masa hidup
‘tambahannya’.
-
Maju
Voldemort dan para "Pelahap
Maut"-nya secara terang-terangan melakukan kekacauan besar di seluruh
negara Britania Raya, Inggris. Cornelius Fudge didepak dari posisinya sebagai
Menteri Sihir atas 'teriakan' komunitas sihir atas kesalahannya menangani
masalah Voldemort ini. Ia digantikan oleh Rufus Scrimgeour sebagai Menteri
Sihir yang baru. Dalam rezim yang baru ini, dibentuk struktur departemen yang
baru dan Arthur Weasley mendapatkan kenaikan jabatan. Hal ini dengan segera
meningkatkan kondisi finansial keluarga Weasley.
Di rumahnya di Spinner's End,
Severus Snape mendapatkan kunjungan dari ibu Draco Malfoy, Narcissa dan
kakaknya, Bellatrix Lestrange. Narcissa memaksa Snape melakukan Sumpah
Tak-Terlanggar, agar Snape melindungi Draco dan, bila tugas Draco gagal, Snape
harus menyelesaikan tugas yang diberikan oleh sang Pangeran Kegelapan.
Pada pesta memulai tahun ajaran
baru, Snape diumumkan telah diangkat sebagai guru Pertahanan terhadap Ilmu
Hitam yang baru, hal yang sangat mengherankan bagi kebanyakan murid Hogwarts,
khususnya karena selama bertahun-tahun ia tidak berhasil mendapatkan posisi
itu. Mempergunakan Harry Potter, Albus Dumbledore berhasil membujuk kawan guru
lamanya, Horace Slughorn, untuk mengakhiri masa pensiunnya, dan kembali
mengajar di jabatan lamanya, sebagai guru Ramuan.
Karena Slughorn hanya meminta nilai
minimal "E" ("Exceed Expectations"-"Di Luar
Dugaan") dalam ujian O.W.L. untuk melanjutkan ke kelas lanjutan
([N.E.W.T.) Ramuan, Harry dan Ron berkesempatan untuk mendaftar di kelas itu.
Slughorn meminjamkan Harry buku teks tua "Pembuatan-Ramuan Tingkat
Lanjutan" yang bertuliskan nama pemiliknya, "Pangeran Berdarah
Campuran". Catatan-catatan kecil dari pemilik buku yang berbakat itu
membantu Harry menjadi unggul di kelas Ramuan, dan mendapatkan reputasi
melebihi Hermione. Sebagai hadiah, Slughorn memberikannya hadiah sebotol kecil
Felix Felicis, cairan keberuntungan.
Harry menceritakan kecurigaannya,
bahwa Draco Malfoy mungkin adalah seorang Pelahap Maut, kepada Dumbledore, yang
tampaknya tidak kuatir, sama seperti Ron dan Hermione. Belakangan, diketahui
bahwa Dumbledore sudah menyuruh Snape untuk menyelidiki.
Sesaat ketika Ron dan Hermione
tampaknya akan segera memiliki hubungan 'khusus', Ron malah mulai berkencan
dengan Lavender Brown - walaupun hal ini hanya sekedar untuk membalas Hermione,
yang Ron baru ketahui, dahulu pernah berciuman dengan Viktor Krum. Ron dan
Hermione terus-menerus bercekcok satu sama lain hingga saat ketika Ron secara
tidak sengaja meminum racun. Hermione sangat terguncang hingga ia dan Ron
mengakhiri perselisihan mereka, dan Ron segera memutuskan hubungannya dengan
Lavender.
Dumbledore mulai memberikan Harry
pelajaran privat. Pelajaran ini berupa pengetahuan mengenai masa lalu Voldemort
dan diberikan dalam bentuk memasuki kopi memori-memori orang-orang yang pernah
berkaitan dengan masa lalu Voldemort ini, menggunakan alat sihir semacam
baskom, Pensieve. Salah satu memori yang merupakan kopi dari memori Slughorn
memiliki bagian yang hilang. Dumbledore menugasi Harry untuk mengusahakan memori
itu dari Slughorn. Dibantu dengan cairan Felix Felicis, Harry akhirnya berhasil
mendapatkan potongan memori itu dari Slughorn. Dumbeldore berspekulasi bahwa
Voldemort telah membagi jiwanya menjadi tujuh bagian, dan menyimpan enam bagian
dari jiwanya dalam "Horcrux" untuk memastikan bahwa dirinya hidup
abadi, sementara bagian ketujuh tetap ada di tubuhnya. Dua Horcrux telah
dihancurkan, yang pertama adalah buku harian Tom Riddle yang dihancurkan oleh
Harry dan cincin milik Marvolo Gaunt oleh Dumbledore.
Pada masa ini, Harry dan Ginny
Weasley memulai hubungan cinta mereka.
Ketika Harry dan Dumbledore akan
pergi untuk mencari Horcrux selanjutnya, Harry meninggalkan sisa cairan Felix
Felicisnya kepada Ron, Hermione, dan Ginny, setelah ia menduga bahwa Draco Malfoy
akan melakukan sesuatu lagi. Setelah dengan cepat menyuruh mereka berpatroli di
koridor, Harry ber-Disapparate bersama Dumbledore ke sebuah gua rahasia
tersembunyi. Untuk mendapatkan Horcrux itu (sebuah liontin kalung warisan
Salazar Slytherin), kondisi Dumbledore menjadi sangat lemah akibat harus
meminum semacam cairan yang melingkupi Horcrux tersebut. Mereka segera kembali
ke puri Hogwarts dan menemukan Tanda Kegelapan Voldemort berpendar
melayang-layang di atas Hogwarts. Mereka disergap Draco Malfoy di atas Menara
Astronomi. Dumbledore memantrai Harry yang saat itu tersembunyi di bawah Jubah
Gaibnya, sesaat sebelum Draco berhasil melucuti tongkat sihir Dumbledore. Draco
mengakui bahwa ia telah membukakan jalan bagi para Pelahap Maut untuk memasuki
Hogwarts, walaupun Dumbledore menemukan bahwa anak laki-laki yang nyata-nyata
ketakutan itu telah terpaksa untuk membantu anak buah Voldemort.
Para Pelahap Maut tiba dan mendesak
Draco untuk menyelesaikan misinya-membunuh Dumbledore-tetapi Draco ragu-ragu.
Snape tiba; Dumbledore memohon kepada Snape, "Severus... tolong...",
namun tidak jelas apa yang diminta Dumbledore kepada Snape itu. Setelah itu,
tiba-tiba Snape membunuh Dumbledore dengan kutukan pembunuh Kutukan
Tak-TermaafkanAvada Kedavra (Kutukan Pembunuh)Avada Kedavra. Kekuatan kutukan
itu melemparkan Dumbledore melampaui tembok menara. Tewasnya Dumbledore,
menyebabkan manteranya yang menahan Harry terangkat. Harry terbebaskan dan
mengejar Snape. Keduanya berduel singkat, Snape memperkenalkan dirinya sebagai
sang Pangeran Berdarah-Campuran, dan berdua dengan Malfoy, Snape berhasil
meloloskan diri melalui gerbang Hogwarts.
Harry menemukan Horcrux liontin
kalung di tubuh Dumbledore dan mendapati bahwa itu adalah Horcrux palsu. Di
liontin itu, di tempat untuk meletakkan foto, ditemukan secarik perkamen dengan
catatan yang menyebut penulisnya dengan inisial "R.A.B.". Horcrux
yang asli telah dicurinya dan akan dihancurkan dengan harapan bahwa saat
Voldemort bertemu tandingannya, Voldemort "sudah jadi orang biasa lagi,
yang bisa mati".
Tahun ajaran berakhir suram dengan
pemakaman Dumbledore. Profesor McGonagall, Wakil Kepala Sekolah, menjadi Kepala
Sekolah sementara, sementara sekolah mungkin akan ditutup selanjutnya.
Bagaimanapun juga, Harry telah memutuskan untuk meninggalkan sekolahnya di
Hogwarts untuk mencari sisa Horcrux lainnya. Ron dan Hermione berjanji untuk
menyertai Harry. Harry memutuskan hubungannya dengan Ginny untuk melindungi
Ginny dari Voldemort. Selama beberapa bulan yang akan datang, Harry akan tetap
tinggal bersama keluarga Dursley, memenuhi keinginan Dumbledore. Kemudian,
ketiga sahabat itu akan memulai misi mereka, setelah mereka menghadiri satu
peristiwa bahagia terlebih dahulu-pernikahan Bill Weasley dan Fleur Delacour.
Amanat :
- Bahwa kita harus memiliki sikap pemberani seperti
Harry yang tidak menyerah memimpin Tim Quidditchnya meski banyak orang yang
mengolok-olok Harry. Ia juga tidak menyerah membantu Dumbledore untuk mencari
Horcrux
- Bahwa kita harus memiliki keteguhan hati Hermione yang
terus menggali ilmu sehingga mampu menjadi siswa tercerdas satu angkatan
meskipun ia merupakan penyihir keturunan Muggle, atau disebut Darah-Lumpur
(penyihir yang orangtuanya tidak bisa sihir). Selain itu, kesetiaan Hermione
dan ketulusannya mencintai seseorang juga patut kita contoh.
- Bahwa kita harus memiliki keteguhan hati Ron dalam
melatih dirinya sebagai Keeper, meski ia awalnya telah menyerah. Kepercayaan
dirinyalah yang akhirnya membawa Ron menjadi Keeper terbaik.
-
Bahwa segala sesuatu pasti ada akhirnya, entah itu
menyedihkan atau menggembirakan. Akhir sebuah cerita menyedihkan pasti memiliki
makna yang dalam yang secara tidak langsung membawa kebahagiaan bagi yang
merasakan.
UNSUR
EKSTRINSIK NOVEL
Judul buku : Harry Potter and the Half-Blood Prince.
Penulis : Joanne Karhleen Rowling.
Penerbit : PT Gramedia Pustaka Utama.
Kota terbit : Jakarta.
Tahun terbit : 2006.
Tebal halaman : 816 halaman; 20 cm.
Jenis Cover : Soft cover.
Alih bahasa :
Listiana Srisanti.
Gaya bahasa :
Bahasa Indonesia.