Kamis, 20 Maret 2014

Pemakaian Metode Ilmiah Untuk Menjawab Pertanyaan Ilmiah



Metode Ilmiah
Metode ilmiah biasanya digunakan oleh para ilmuwan sebagai alat untuk menemukan jawaban terhadap pertanyaan. Metode ilmiah adalah suatu proses berpikir untuk mendapatkan cara penyelesaian yang mungkin terhadap suatu masalah. Proses tersebut termasuk mencoba tiap-tiap kemungkinan untuk mendapatkan pemecahan yang terbaik.
Tahap-tahap metode ilmiah meliputi :
a.      Pengumpulan informasi
b.      Identifikasi masalah
c.       Perumusan hipotesis
d.      Eksperimen
e.      Kesimpulan
Suatu metode dikatakan ilmiah jika bersistem, bermetode, berobjektifitas dan berlaku umum.
Sifat ilmu pengetahuan dan metode ilmiah antara lain :
a.      Logis atau masuk akal, yaitu sesuai dengan logika atau aturan berpikir yang ditetapkan dalam cabang ilmu pengetahuan yang bersangkutan.
b.      Objektif, yaitu kebenaran yang ditentukan oleh pengujian secara terbuka yang dilakukan dari pengamatan dan penalaran fenomena.
c.       Sistematis, yaitu adanya konsistensi dan keteraturan internal. Konsistensi internal dapat berubah dengan adanya peneemuan-penemuan baru.
d.      Andal, yaitu dapat diuji kembali secara terbuka menurut persyaratan yang ditentukan dengan hasil yang dapat diandalkan.
e.      Dirancang, yaitu dikembangkan menurut suatu rancangan yang menerapkan metode ilmiah.
f.        Akumulatif, yaitu himpunan fakta, teori dan hokum yang terkumpul sedikit demi sedikit. Apabila ada kaedah yang salah maka ,kaedah itu akan diganti dengan yang benar.

KRITERIA METODE IMIAH
Supaya suatu metode yang digunakan dalam penelitian disebut metode ilmiah, maka metode tersebut harus mempunyai kriteria sebagai berikut:
1. Berdasarkan fakta.
2. Bebas dari prasangka
3. Menggunakan prinsip-prinsip analisa.
4. Menggunakan hipotesa
5. Menggunakah ukuran objektif.

SIKAP ILMIAH
1. Rasa Ingin Tahu : Rasa ingin tahu merupakan awal atau sebagai dasar untuk melakukan penelitian-penelitian demi mendapatkan sesuatu yang baru.
2. Jujur : Dalam melakukan penelitian, seorang sainstis harus bersikap jujur, artinya selalu menerima kenyataan dari hasil penelitiannya dan tidak mengada-ada serta tidak boleh mengubah data hasil penelitiannya.
3. Tekun : Tekun berarti tidak mudah putus asa. Dalam melakukan penelitian terhadap suatu masalah tidak boleh mudah putus asa. Seringkali dalam membuktikan suatu masalah, penelitian harus diulang-ulang untuk mendapatkan data yang akurat. Dengan data yang akurat maka kesimpulan yang didapat juga lebih akurat.
4. Teliti : Teliti artinya bertindak hati-hati, tidak ceroboh. Dengan tindakan yang teliti dalam melakukan penelitian, akan mengurangi kesalahan-kesalahan sehingga menghasilkan data yang baik.
5. Objektif : Objektif artinya sesuai dengan fakta yang ada. Artinya, hasil penelitian tidak boleh dipengaruhi perasaan pribadi. Semua yang dikemukakan harus berdasarkan fakta yang diperoleh. Sikap objektif didukung dengan sikap terbuka artinya mau menerima pendapat yang benar dari orang lain.
6. Terbuka Menerima Pendapat Yang Benar : Artinya bahwa kita tidak boleh mengklaim diri kita yang paling benar atau paling hebat. Kalau ada pendapat lain yang lebih benar/tepat, kita harus menerimanya.

Kecerdasan logika
Kecerdasan logika adalah kemampuan untuk memecahkan suatu masalah atau menjawab suatu pertanyaan ilmiah.
Logika digunakan untuk memecahkan suatu masalah saat seseorang;
  • menjabarkan masalah itu menjadi langkah-langkah yang lebih kecil, dan menyelesaikannya sedikit demi sedikit, serta membentuk pola/ menciptakan aturan-aturan (rumus).
  • menggunakan metode ilmiah dalam menjawab suatu pertanyaan. Metode ilmiah ini secara singkat berarti membuat hipotesa, menguji hipotesa dengan mengumpulkan data untuk membuktikan/ menolak suatu teori, dan mengadakan eksperimen untuk menguji hipotesa tersebut.

Pertanyaan Ilmiah
Pertanyaan ilmiah rasa ingin tahu seseorang akan sebuah informasi yang berdasarkan atau dilandasi oleh ilmu pengetahuan yang sudah ada. Jadi pertanyaan ilmiah haruslah berdasarkan pengetahuan yang ada, bukan sembarang pertanyaan tanpa landasan fakta atau ilmu.

Syarat Pertanyaan Penelitian
Pada hakikatnya pertanyaan penelitian dirumuskan dengan melihat kesenjangan yang terjadi antara:
1.       Apa yang seharusnya terjadi (prescriptive) dan yang sebenarnya terjadi (descriptive)
2.      Apa yang diperlukan (what is needed) dan apa yang tersedia (what is available)
3.      Apa yang diharapkan (what is expected) dan apa yang dicapai (what is achieved)
Pertanyaan penelitian selalu diawali dengan munculnya masalah yang sering disebut sebagai fenomena atau gejala tertentu. Tetapi tidak semua masalah bisa diajukan sebagai masalah penelitian. Ada syarat-syarat tertentu yang harus dipenuhi agar bisa diangkat sebagai masalah penelitian. Berdasarkan kajian referensi buku-buku metodologi peneltian, setidaknya terdapat tujuh syarat yang harus dipenuhi, yaitu:
1.       Tersedia data atau informasi untuk menjawabnya
2.      Data atau informasi tersebut diperoleh melalui metode ilmiah,   seperti wawancara, observasi, kuesioner, dokumentasi, partisipasi, dan evaluasi/tes
3.      Memenuhi persyaratan orisinalitas, diketahui melalui pemetaan penelitian terdahulu (state of the arts)
4.     Memberikan sumbangan teoretik yang berarti bagi pengembangan ilmu pengetahuan
5.      Menyangkut isu kontroversial dan unik yang sedang hangat  terjadi
6.     Masalah tersebut memerlukan jawaban serta pemecahan segera, tetapi jawabannya belum diketahui masyarakat luas, dan
7.     Masalah itu diajukan dalam  batas  minat  (bidang studi) dan kemampuan peneliti.

Pemakaian Metode Ilmiah untuk Menjawab Pertanyaan-pertanyaan Ilmiah
Seperti yang sudah dijelaskan diatas, pertanyaan-pertanyaan ilmiah adalah pertanyaan yang didasari oleh ilmu pengetahuan, maka dari itu untuk menjawab pertanyaan tersebut kita juga membutuhkan jawaban yang ilmiah, untuk itu metode ilmiah diperlukan.


Contoh pertanyaan ilmiah :
Adakan pengaruh perbedaan pemberian jenis pupuk terhadap pertumbuhan tanaman cabe ?

Jika muncul pertanyaan seperti diatas, maka kita butuh metode ilmiah untuk menjawabnya. Kita tidak bisa asal menjawab “Ada Perbedaan” atau “Tidak ada perbedaan” tanpa melakukan pengamatan terlebih dahulu. Inilah fungsi metode ilmiah, agar jawaban yang muncul untuk pertanyaan ilmiah dapat dipertanggung jawabkan kebenarannya serta dapat dijadikan ilmu pengetahuan yang baru.

DAFTAR PUSTAKA

Tidak ada komentar:

Posting Komentar